The
Garden in the Library
Stereotype
masyarakat terhadap perpustakaan sebagai tempat menyimpan buku dengan pelayanan
pustakawanan dengan berkaca mata tebal, sudah tua, tidak ramah masih ada pada
masyarakat kita sekarang ini, karena memang kita jumpai begitulah kenyataannya
banyak sekali peprustakaan yang kurang menerapkan layanan prima, layanan yang
mengutamakan pengguna, namun sebagai alhi informasi kita harus menghilangkan
stereotype ini agar perpustakaan yang ada di Indonesia bisa maju seperti di
Luar Negeri. Sebagai ahli informasi hal yang perlu kita perhatikan adalah
bagaiman mendesain dan menata sebuah ruangan yang ada di perpustakaan agar
pengguna merasa nyaman dan perpustakaan ramai dikunjungi oleh pengguna, dan
pengguna akan betah berlama-lama ketika berada di perpustakaan karena
perpustakaan yang ramai pengguna menandakan bahwa perpustakaan tersebut
dibutuhkan oleh masyarakat.
Dahulu
kebanyakan perpustakaan didesain dengan
warna yang gelap seperti coklat dan hitam namun seiring perkembangan waktu
perpustakaan hadir dengan warna-warna yang mencolok dan cerah, selain warna hal
yang paling penting dalam mendesain perpustakaan adalah pencahayaan karena
pencahayaan yang pas akan memberikan efek ruang semakin bagus, Menurut
Suptandar (1999:217), terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor
: kondisi ruang (tertutup atau bukaan), letak penempatan lampu, jenis dan daya
lampu, jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap), warna-warna
dinding (gelap atau terang), udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya), pola
diagram dari tiap lampu. Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui
atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam
(taman) ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam
perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca.
Alam
adalah salah satu hal yang sangat penting kita perhatikan dalam membuat konsep
perpustakaan yang diharapkan oleh pengguna, karena ketika di dalam ruangan
perpustakaan dibuat taman maka pencahayaan secara alami akan masuk ke ruangan hal
ini sangat baik bagi kesetan karena memperlancar sirkulasi oksigen lebih baik
dan pengguna akan merasa lebih nyaman dan tidak bosan karena dapat menikmati
alam secara langsung sehingga menambah konsentrasi belajarnya.
Gambar
: Kosep Taman di Perpustakaan
Taman
adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan,
kegembiraan, dan kenyamanan. (Laurie,1986:9). Desain taman yang alami dan mewah
di perpustakaan akan memberikan rasa kepuasan, kesenangan dan manfaat yang
sangat besar bagi pengguna, sehingga konsep ini sangat bagus diterapkan di perpustakaan-perpustakaan
kita apalagi di perpustakaan perguruan tinggi, karena ketika pengguna merasa
bosan dan jenuh ketika menggerjakan tesis, maupun disertasinya maka solusinya
adalah memandang dan menikmati taman yang ada di perpustakaan agar fikirannya
kembali fres dan dapat memulai konsentrasi dan mengerkajan tugasnya kembali.
Hadirnya
taman di perpustakaan akan memberikan gambaran yang lebih bagus bagi institusi
perpustakaan karena perpustakaan bukan lagi sebuah ruangan ataupun gedung yang
redup, kurang pencahayaan, kurang menarik yang isinya hanya rak-rak dan
tumpukan buku namun perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat refresing
maupun rekreasi dengan menikmati keindahan taman yang ada di perpustakaan. Di
taman pengguna akan bersosialisasi dengan pengguna lain saling berdiskusi
sehingga terjalin komunikasi sosial yang baik antar sesama pengguna di
perpustakan, sehingga terbentuklah study
spaces di perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
F.
Priyanto, I. (2017). Pengantar ke Manajemen dan Disain Perpustakaan.
Dipresentasikan pada Materi Kuliah Manajemen dan Disain Perpustakaan Sesi 3,
Yogyakarta.
http://indonesiafornature.blogspot.co.id/,
diakses Senin 03 Maret 2017 pukul 20.00 WIB.
http://www.abc.net.au/news/2012-12-21/young-the-garden/4437806,
diakses Senin 03 Maret 2017 pukul 20.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar